Ekspektasi
Ekspektasi news sesuai Realita

- Advertisement -

6 Cara Berhenti Belanja Online dan offline

0 155

6 Cara Berhenti Belanja Online dan offline (kebiasaan belanja)- Di era modern ini, semua bisa kita konsumsi secara langsung dari genggaman smartphone. Melihat hal tersebut, ada baiknya kamu pelajari cara mengatasi compulsive spending dengan baik.

Pernahkah kamu saat asyik browsing atau scrolling di e-commerce seperti shopee, tokopedia, bukalapak, blibli, lazada, amazon, dan alibaba lalu berujung pada membeli setiap produk yang dilihat?

- Advertisement -

Bahkan, terkadang ada beberapa orang yang memaksa untuk belanja dengan memanfaatkan fitur layanan pinjaman online atau paylater saat kondisi uang sudah menipis.

Nah, kondisi sebagai compulsive spender ini sejatinya perlu kamu hindari.

6 Cara Berhenti Belanja Online dan offline

Menurut penjelasan Tirto, compulsive spending merupakan kondisi saat seseorang tidak mampu mengendalikan hasrat mereka untuk berhenti berbelanja.

Hasilnya, orang-orang ini akan secara terus menerus menghabiskan uang hanya untuk belanja.

Cara Berhenti Belanja

Tentunya kebiasaan buruk ini harus dihindari. Sebab, ia akan sangat berpengaruh kepada kondisi keuanganmu, dimulai dari gaya hidup yang boros dan dana untuk menabung hampir tidak cukup.

Namun, bagaimana jika sudah terlanjur menjadi kebiasaan? Apa langkah-langkah yang perlu kamu ikuti untuk mengatasi compulsive spending?

Yuk, simak selengkapnya dalam rangkuman menghindari kebiasaan belanja dari ekspektasi.id di bawah ini. Jangan lupa dicatat, ya!

Cara Mengatasi Compulsive Spending

1. Membedakan kebutuhan produktif dan konsumtif

Tips pertama untuk mengatasi kebiasaan compulsive spending adalah membedakan kebutuhan produktif dan konsumtif.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, seseorang yang memiliki kondisi kecanduan belanja ini akan terus mengeluarkan pengeluaran tanpa memerhatikan manfaatnya.

Sebab, seorang compulsive spender tidak memahami konsep kebutuhan produktif dan konsumtif. Akhirnya, setiap barang yang tidak diperlukan pun tetap ia beli.

Maka dari itu, mulailah membedakan mana barang yang menjadi kebutuhan produktif dan konsumtif. Jika ada keinginan untuk belanja konsumtif, kamu harus bisa menahan hasrat tersebut.

Prioritaskan kebutuhan produktif dan primer terlebih dahulu, sehingga saat gajian kamu dapat membelinya tanpa kehabisan uang.

2. Mengubah mindset soal pengeluaran dan kebiasaan belanja

Tips menghindari compulsive spending selanjutnya adalah mengubah mindset soal pengeluaran dan kebiasaan belanja.

Melansir Minimalism Made Simple, mengubah mindset dapat membantu kamu untuk mengurangi pengeluaran konsumtif.

Misal, jika memiliki pemikiran untuk menghabiskan uang, tanpa sadar kamu akan melakukan hal tersebut.

Selain itu, selalu prioritaskan kebutuhan primer saat belanja. Ketika kebutuhan tersebut sudah terlaksanakan, baru gunakan uang yang tersisa untuk membeli barang idaman.

Jangan sampai belanja konsumtif dan produktif dilaksanakan bersamaan, apalagi sampai memprioritaskan keinginan saat mengatur keuangan.

3. Mengalokasikan keuangan dengan rasio yang tetap

Tips menghindari kebiasaan belanja lainnya adalah mengalokasikan keuangan dengan rasio yang tetap.

Mengalokasikan keuangan akan membuat proses manajemen finansial terasa lebih mudah dan membuat kamu menjadi disiplin.

Tentunya pembagian keuangan untuk rencana alokasi pengeluaran harus dilakukan dengan rasio yang sama setiap bulannya.

Misal alokasikan sekitar 50% untuk pemenuhan kebutuhan atau keperluan pokok, 30% untuk tabungan dan investasi, dan 20% untuk kebutuhan konsumtif.

4. Selalu siapkan daftar belanja

Tips menghilangkan kebiasaan belanja (compulsive spending( lain yakni selalu menyiapkan daftar belanja.

Dengan memiliki daftar belanja atau list kebutuhan, kamu akan menjadi lebih fokus dan tidak melakukan overspending.

Maka dari itu, coba catat segala kebutuhan atau produk yang perlu dipenuhi dalam selembar kertas atau aplikasi notes dalam smartphone sebelum berangkat belanja.

Pastikan juga kamu tetap disiplin dan hanya membeli barang yang tercatat dalam daftar belanja.

5. Utamakan pembayaran dengan uang tunai

Tips mengatasi compulsive spending berikutnya adalah utamakan pembayaran dengan uang tunai.

Saat berbelanja menggunakan uang tunai, kamu akan lebih mampu dalam mengontrol pengeluaran.

Mengapa demikian? Pasalnya, kamu secara tak langsung akan merasa lebih kehilangan dibandingkan dengan kartu kredit atau paylater.

Pembayaran dengan kedua metode tersebut juga dapat menambah pengeluaran, karena kamu dipaksa untuk membayar biaya lainnya, seperti bunga dan biaya administrasi.

Oleh sebab itu, selalu utamakan menggunakan uang tunai saat berbelanja, ya.

6. Pasang target keuangan di masa depan

Cara mengatasi compulsive spending yang terakhir adalah pasang target keuangan di masa depan.

Memiliki target keuangan yang ingin dicapai di masa depan dapat membantu kamu dalam mengurangi pengeluaran yang tidak diperlukan.

Sebab, pendapatan yang kamu miliki akan lebih difokuskan untuk mencapai target atau tujuan yang diinginkan.

Sebagai contoh, dengan menabung untuk keperluan beli rumah, secara langsung kamu akan mengurangi kebiasaan belanja untuk memenuhi tujuan tersebut.

Nah, itulah beberapa cara yang dapat kamu lakukan untuk mengatasi kecanduan belanja yang kamu miliki. Yuk segera terapkan!

Leave A Reply

Your email address will not be published.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy